Saturday, July 29, 2017

Mengenal Analisis Pro Kontra (Pros Cons Analysis), dan Bagaimana Menerapkannya? Apa beda dengan Analisis Keputusan (AK) Minaut?

Tulisan ini sengaja saya buat berdasarkan permintaan beberapa Facebookers, terutama keinginan dari tim saya saat harus memutuskan pengembangan organisasi baru, apakah organisasi baru tersebut mau dikelola sendiri atau diserahkan kepada pihak lain.
Banyak sekali diantara kita yang mengalami kegalauan ketika harus menghadapi keputusan sulit. Terkadang kita begitu takut untuk mengambil keputusan yang salah, menghabiskan banyak waktu untuk berpikir dan menganalisis lebih mendalam, sampai akhirnya kita tidak mengambil keputusan apa-apa. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari: memilih pasangan hidup, memilih rumah, memilih investasi, dll.
Dalam perkembangan dunia bisnis yang sangat dinamis, keputusan haruslah cepat, terlambat atau tidak mengambil keputusan justru malah berakibat buruk bagi bisnis, Contoh: Para Trader Forex pada momen-momen tertentu jika terlambat memutuskan Buy atau Sell, maka akan berakibat kerugian atau opportunity loss.

Untuk mengambil keputusan yang cepat namun tetap mempertimbangkan firasat/intuisi kita, dapat menggunakan salah satu perangkat analisis, yaitu: Analisis Pro Kontra (Pros Cons Analysis)

Apa itu Analisis Pro dan Kontra?
Adalah Analisis Pengambilan Keputusan terhadap sebuah pilihan yang telah disenangi/disukai oleh anggota tim.  Dengan analisis ini, membantu anggota tim untuk melihat kembali pilihan tesebut dari perspektif yang lain (sisi negatif/berlawanan) agar mendapatkan informasi yang seimbang.

Bagaimana Cara Menerapkannya?
Pertama-tama, kita harus sudah punya alternatif keputusan yang mau dipilih (namun masih ragu untuk memutuskannya).
Kemudian, buatlah daftar kemungkinan positif dan kemungkinan efek negatif. Masing-masing dari daftar itu buatlah penilaian Sangat Menguntungkan (0 s.d. +5) dan Sangat Merugikan (0 s.d. -5). Jumlahkan masing-masing nilai dari Pro dan Kontra. Jumlahkan nilai Pro dan Kontra, bila hasilnya +, maka alternatif keputusan dapat menjadi keputusan, namun bila hasilnya -, maka alternatif keputusan tidak layak untuk dilaksanakan.

Contoh:
Pilihan Keputusan: Membeli Mobil Merek “A”
Pros (Pro)


Cons (Kontra)
Daftar
Nilai (0-5)
Sangat Menguntungkan?
Nilai (0-5)
Sangat Merugikan?
Daftar
Merek Ternama, Meningkatkan citra diri
+5
-4
Harga Mahal, anggaran terbatas
Kecepatan Tinggi, cepat sampai tujuan
+3
-5
Jalanan Macet, Kurang Optimal digunakan kecepatan tinggi
Teknologi Mesin Terbaru, adanya jaminan suku cadang
+5
-5
Bahan Bakar Boros, menambah tingginya biaya operasional
Total
+13
-14

Total Pro + Kontra

-1


Berdasarkan contoh di atas, maka Mobil Merek “A” tidak layak untuk dibeli, Analisis serupa bisa dilanjutkan pada Merek “B” atau yang lainnya.

Mudah sekali bukan? Namun mungkin kita masih ragu denan keputusan kita, karena subjektifias terlalu tinggi atau ada hal-hal lain yang luput dari daftar pro dan kontrak sehingga kurang cukup komprehensif. Alternatif lain dapat menggunakan Analisis Keputusan (AK) Minaut.

Apa itu Analisis Keputusan Minaut?
Adalah perangkat analisis yang dikembangkan oleh PPM, yaitu analisis keputusan yang mempertimbangkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak adalah nilai minimal yang harus dipenuhi oleh setiap alternatif sebelum dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kriteria keinginan adalah hasil yang kalau dipenuhi akan memberikan nilai lebih dari kriteria mutlak.
Untuk lebih jelas bagaimana menerapkannya dibandingkan dengan Analisis Pro dan Kontra, adalah sebagai berikut:
Pilihan Keputusan: Membeli Mobil …
Kriteria Mutlak
Merek “A”
Merek “B”

Harga < Rp 200 Juta
Rp 152 Juta
OK
Rp 149 Juta
OK
Produk Jepang
Jepang
OK
Jepang
OK
Kriteria
Keinginan
Bobot
(B)
Info
Nilai
(N)
BxN
Info
Nilai
(N)
BxN
Citra
Tinggi
10
Top
10
100
Sedang
6
60
Harga
Murah
9
152 Juta
8
72
149 Juta
10
90
Suku Cadang
Murah
4
Mahal
6
24
Murah
10
40
Harga
Jual
Kembali
Tinggi
5
Sedang
8
40
Turun
6
30
Suspensi
Bagus
6
Independen
10
60
Independen
10
60
Irit
Bahan
Bakar
7
23 km/l
10
70
13 km/l
6
42
Teknologi
Rem
Canggih
3
Biasa
8
24
ABS
10
30
Tidak
Berisik
2
Baik
10
20
Baik
10
20
Kecepatan
Tinggi
8
Sedang
6
48
Tinggi
10
80
Total


458


450

Jika melihat total Merek “A” lebih tinggi dibanding Merek “B” (458>450). Meskipun kita sudah mengetahui hal tersebut, sebaiknya perlu mempertimbangkan konsekuensi merugikan yang dapat terjadi. Dilakukan dengan cara mengukur tingkat kemungkinan dan kegawatan, contoh:
Merek “A”
Mungkin (M)
Gawat (G)
MxG

Suku Cadang Sulit
8
8
64
Merek “B”
Mungkin (M)
Gawat (G)
MxG

Bengkel Resmi Sulit
6
9
54

Jika melihat tingkat risiko, maka Merek “B” memiliki risiko yang paling rendah (baik) dibanding Merek “A” (54<64).
Jika kita adalah risk taker, maka Merek “A” yang akan dipilih karena Nilai Kriteria Keinginan lebih besar (458)
Namun bila kita tidak ingin mengambil risiko, maka Merek “B” yang akan menjadi pilihan karena nilai risikonya terendah (54) sementara selisih Nilai Kiteria Keinginan anya tidak terlalu tinggi (8)

Demikianlah ulasan singkat tentang Analisis Keputusan. Semoga dapat sedikit mencerahkan bagi siapapun yang kelak akan membutuhkannya.

Penulis: Ridho Hutomo