Tulisan ini sengaja
saya buat berdasarkan permintaan beberapa Facebookers,
terutama keinginan dari tim saya saat harus memutuskan pengembangan organisasi
baru, apakah organisasi baru tersebut mau dikelola sendiri atau diserahkan
kepada pihak lain.
Banyak sekali
diantara kita yang mengalami kegalauan ketika harus menghadapi keputusan sulit.
Terkadang kita begitu takut untuk mengambil keputusan yang salah, menghabiskan
banyak waktu untuk berpikir dan menganalisis lebih mendalam, sampai akhirnya
kita tidak mengambil keputusan apa-apa. Contoh sederhana dalam kehidupan
sehari-hari: memilih pasangan hidup, memilih rumah, memilih investasi, dll.
Dalam perkembangan
dunia bisnis yang sangat dinamis, keputusan haruslah cepat, terlambat atau
tidak mengambil keputusan justru malah berakibat buruk bagi bisnis, Contoh: Para
Trader Forex pada momen-momen
tertentu jika terlambat memutuskan Buy
atau Sell, maka akan berakibat
kerugian atau opportunity loss.
Untuk mengambil
keputusan yang cepat namun tetap mempertimbangkan firasat/intuisi kita, dapat menggunakan salah satu perangkat
analisis, yaitu: Analisis Pro Kontra (Pros Cons Analysis)
Apa itu Analisis Pro dan Kontra?
Adalah Analisis Pengambilan Keputusan terhadap sebuah pilihan yang telah disenangi/disukai oleh anggota tim.
Dengan analisis ini, membantu anggota tim untuk melihat kembali pilihan
tesebut dari perspektif yang lain (sisi negatif/berlawanan) agar mendapatkan
informasi yang seimbang.
Bagaimana Cara Menerapkannya?
Pertama-tama, kita harus sudah punya alternatif keputusan yang mau
dipilih (namun masih ragu untuk memutuskannya).
Kemudian, buatlah daftar kemungkinan positif dan kemungkinan efek
negatif. Masing-masing dari daftar itu buatlah penilaian Sangat Menguntungkan (0
s.d. +5) dan Sangat Merugikan (0 s.d. -5). Jumlahkan masing-masing nilai dari
Pro dan Kontra. Jumlahkan nilai Pro dan Kontra, bila hasilnya +, maka alternatif
keputusan dapat menjadi keputusan, namun bila hasilnya -, maka alternatif
keputusan tidak layak untuk dilaksanakan.
Contoh:
Pilihan Keputusan: Membeli Mobil Merek “A”
|
|||
Pros (Pro)
|
|
|
Cons (Kontra)
|
Daftar
|
Nilai (0-5)
Sangat Menguntungkan?
|
Nilai (0-5)
Sangat Merugikan?
|
Daftar
|
Merek Ternama, Meningkatkan
citra diri
|
+5
|
-4
|
Harga Mahal, anggaran terbatas
|
Kecepatan Tinggi, cepat sampai
tujuan
|
+3
|
-5
|
Jalanan Macet, Kurang Optimal
digunakan kecepatan tinggi
|
Teknologi Mesin Terbaru, adanya
jaminan suku cadang
|
+5
|
-5
|
Bahan Bakar Boros, menambah
tingginya biaya operasional
|
Total
|
+13
|
-14
|
|
Total Pro + Kontra
|
|
-1
|
|
Berdasarkan contoh di atas, maka Mobil
Merek “A” tidak layak untuk dibeli, Analisis serupa bisa dilanjutkan pada
Merek “B” atau yang lainnya.
Mudah sekali bukan? Namun mungkin kita masih ragu denan keputusan kita,
karena subjektifias terlalu tinggi atau ada hal-hal lain yang luput dari daftar
pro dan kontrak sehingga kurang cukup komprehensif. Alternatif lain dapat
menggunakan Analisis Keputusan (AK) Minaut.
Apa itu Analisis Keputusan Minaut?
Adalah perangkat analisis yang dikembangkan oleh PPM, yaitu analisis
keputusan yang mempertimbangkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan.
Kriteria mutlak adalah nilai minimal yang harus dipenuhi oleh setiap alternatif
sebelum dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kriteria keinginan adalah hasil
yang kalau dipenuhi akan memberikan nilai lebih dari kriteria mutlak.
Untuk lebih jelas bagaimana menerapkannya dibandingkan dengan Analisis Pro dan Kontra, adalah sebagai berikut:
Pilihan Keputusan: Membeli Mobil …
|
|||||||
Kriteria Mutlak
|
Merek “A”
|
Merek “B”
|
|||||
Harga < Rp 200 Juta
|
Rp
152 Juta
|
OK
|
Rp
149 Juta
|
OK
|
|||
Produk Jepang
|
Jepang
|
OK
|
Jepang
|
OK
|
|||
Kriteria
Keinginan
|
Bobot
(B)
|
Info
|
Nilai
(N)
|
BxN
|
Info
|
Nilai
(N)
|
BxN
|
Citra
Tinggi
|
10
|
Top
|
10
|
100
|
Sedang
|
6
|
60
|
Harga
Murah
|
9
|
152 Juta
|
8
|
72
|
149 Juta
|
10
|
90
|
Suku Cadang
Murah
|
4
|
Mahal
|
6
|
24
|
Murah
|
10
|
40
|
Harga
Jual
Kembali
Tinggi
|
5
|
Sedang
|
8
|
40
|
Turun
|
6
|
30
|
Suspensi
Bagus
|
6
|
Independen
|
10
|
60
|
Independen
|
10
|
60
|
Irit
Bahan
Bakar
|
7
|
23 km/l
|
10
|
70
|
13 km/l
|
6
|
42
|
Teknologi
Rem
Canggih
|
3
|
Biasa
|
8
|
24
|
ABS
|
10
|
30
|
Tidak
Berisik
|
2
|
Baik
|
10
|
20
|
Baik
|
10
|
20
|
Kecepatan
Tinggi
|
8
|
Sedang
|
6
|
48
|
Tinggi
|
10
|
80
|
Total
|
|
|
458
|
|
|
450
|
Jika melihat total Merek “A” lebih tinggi dibanding Merek “B”
(458>450). Meskipun kita sudah mengetahui hal tersebut, sebaiknya perlu
mempertimbangkan konsekuensi merugikan yang dapat terjadi. Dilakukan dengan
cara mengukur tingkat kemungkinan dan kegawatan, contoh:
Merek
“A”
|
Mungkin
(M)
|
Gawat
(G)
|
MxG
|
Suku Cadang
Sulit
|
8
|
8
|
64
|
Merek
“B”
|
Mungkin
(M)
|
Gawat
(G)
|
MxG
|
Bengkel Resmi Sulit
|
6
|
9
|
54
|
Jika melihat tingkat risiko, maka Merek “B” memiliki risiko yang paling
rendah (baik) dibanding Merek “A” (54<64).
Jika kita adalah risk taker,
maka Merek “A” yang akan dipilih karena Nilai Kriteria Keinginan lebih besar
(458)
Namun bila kita tidak ingin mengambil risiko, maka Merek “B” yang akan
menjadi pilihan karena nilai risikonya terendah (54) sementara selisih Nilai
Kiteria Keinginan anya tidak terlalu tinggi (8)
Demikianlah ulasan singkat tentang Analisis
Keputusan. Semoga dapat sedikit mencerahkan bagi siapapun yang kelak akan
membutuhkannya.
Penulis: Ridho Hutomo