Sering kali mendengar atau
melihat karyawan ngambek atau mutung lantaran tidak dipercaya sama bos-nya. “Ah…
daripada tidak dipercaya, mending orang lain saja yang mengerjakan pekerjaan
itu”. Atau bahkan lebih ekstrim karyawan keluar dari pekerjaan, alias pindah
kantor.
Penyebab 1: dari Atasan.
Atasan menerapkan gaya
manajemen dengan kontrol terhadap proses, bukan terhadap hasil. Hal ini biasa
dilakukan terhadap pekerjaan yang bersifat urgent dan kapabilitas anak buah
belum teruji.
Penyebab 2: dari Karyawan
Karyawan tidak paham kenapa
atasan tidak memberikan kepercayaan penuh terhadapnya.
Lalu bagaimana seorang
karyawan mampu mendapat kepercayaan?
Kepercayaan terjadi apabila 3K (Kredibilitas + Kehandalan + Keintiman)
lebih besar dari persepsi terhadap kepentingan pribadi.
Kredibilitas dibangun dari
cara pandang, keterampilan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai/meningkatkan
kinerja organisasi, contoh: memiliki pemikiran atau keahlian untuk menyusun
SOP/Prosedur Kerja yang mampu meningkatkan efisiensi proses kerja.
Kehandalan dibangun dari
membangun reputasi dan track record
yang selalu bertanggung jawab untuk selalu menepati komitmen atau janji,
contoh: memiliki tanggung jawab untuk menuntaskan pekerjaan sesuai target meski
harus bekerja lebih dari 8 jam.
Keintiman dibangun dari
hubungan interpersonal yang efektif, menjaga kejujuran, dan kejelasan dalam
komunikasi, contoh: hubungan atasan bawahan seperti hubungan suami istri, akan
intim apabila satu sama lain saling memahami dan tidak ada dusta diantara
keduanya.
Contoh sederhana, ada 2 orang
driver, sebut saja A dan B. Mereka mendapat tugas harus mengantar tamu pada
malam hari. Saat menerima tugas tersebut, A langsung menjalankannya karena
berpikiran tamu adalah raja dan harus dilayani, dan dia sudah berjanji akan
siap sedia melayani tamu jika dibutuhkan kapan pun. Tanpa diminta penumpang, A
membukakan pintu dan mempersilahkan penumpangnya masuk ke dalam mobil. Selama
membawa penumpang, A sesekali menceritakan kepada tamu tentang tempat-tempat
yang mereka lewati sepanjang perjalanan. Selama perjalanan tamu menikmati
perjalanan sambil mendengar cerita-cerita dari A, dan tak terasa perjalanan
menjadi sangat singkat. Sering sekali A mendapat tip tambahan dari para
tamu-tamu akibat 3K yang dimilikinya.
Sementara B sebelum mendapat
tugas sering mempertanyakan apakah dia akan dapat uang lembur karena mengantar
tamu pada malam hari. Kepentingan B mengantar tamu adalah untuk mendapatkan
penghasilan tambahan. Menurut pemikirannya, wajar bagi dia menerima uang lembur
karena sesuai job description normal
bekerja hanya 8 jam di pagi hari, sehingga malam hari harus dapat uang lembur.
Tugas driver hanyalah mengantar tamu sampai tujuan. Tidak ada kewajiban baginya
untuk membukakan pintu untuk tamunya. Berbicara kepada tamu hanyalah untuk
menanyakan tujuan, “Mau diantar kemana Bpk/Ibu?”. Kebanyakan tamu B selama
perjalanan asik main HP atau tidur.
Tak heran dari kasus tersebut,
banyak tamu yang lebih senang diantar oleh A daripada B.
No comments:
Post a Comment